Gunung Sumbing, Tanjakan Tiada Ampun

/
0 Comments
sunrise sumbing mt. 3371 mdpl
Malam yang mendung kawan, terkadang diikuti hujan rintik...!! Tapi tekad kami bertiga aku (Hendro), Jambi (Ryan) dan Bowil (Bowo) tak pernah semendung langit waktu malam itu. Kami berangkat dari Yogyakarta menuju Basecamp Gunung Sumbing (Kadus Garung, Desa Butuh, Kec.Kalikajar) dengan menggunakan motor, karena hanya memakan waktu 3 jam saja. Jam 7 malam Kami tiba di basecamp jalur Garung dan mulai melakukan Ishoma sambil menunggu teman kampus yang katanya juga mau ikutan naek tetapi masih dalam perjalanan menuju basecamp Garung... 

welcome to basecamp sumbing
Akhirnya jam 9 malam tanggal 23 Oktober 2009, Kami bersama teman kampus mulai bersiap untuk mendaki... suhu dingin dan angin yang kencang pun menemani perjalanan kami waktu itu...! Serta gelapnya malam tanpa ditemani oleh sang bulan yang tertutup awan. Tanjakan demi tanjakan kami jalani meskipun terasa berat dengan hembusan angin yang tiada hentinya., yah itulah sisi lain dari petualangan kami, menikmati kejamnya alam bebas dan berusaha menjadi sahabatnya. Dengan berangkat melalui jalur lama, tak terasa waktu pun menunjukkan jam 2 malam dan kami sampai juga di Pos 3 atau Pos PESTAN. Tenda pun segera didirikan dan ada kejadian aneh tapi lucu disini yang dialami oleh bradder Ryan...! haha..

gunung sindoro yang selalu mengawasi kami dari kejauhan
baru bangun nih coy, haha
Selanjutnya, di pagi yang lelah itu kamipun terbangun oleh kicauan burung yang terdengar disekitar tenda kita. matahari di pagi itu tak seperti yang kami harapkan, sesekali kabut turun menghampiri kami dan terang kembali terpecah oleh sang surya. Beberapa dari kami keluar dari tenda dan memastikan kelanjutan dari pendakian itu. saya dan bowil (bowo) melihat keindahan gunung sindoro, kemudian ryan keluar menyusul kami dan memulai bergabung menikmati indahnya ketinggian gunung. Berhubung tim lain masih mengantuk kami memutuskan untuk berangkat dulu untuk menyusul teman kami yang kebetulan saat itu naek duluan dan ngecamps di watu kotak.

tampak pasar watu sudah dekat
Jam 08.00 WIB kami memulai perjalanan. Setelah berjalan sekitar 2 jam dari Pos Pestan, tampak Pasar Watu terlihat dari pandangan kita yang sesekali tertutup oleh kabut sumbing... Semangat pun berkobar untuk melepas kelelahan yang kami tanggung selama mendaki..! Setelah sarapan pagi dan mengabadikan moment alias foto-foto, kami pun segera melanjutkan perjalanan. Kawasan ini disebut Pasar Watu karena di sepanjang jalan banyak sekali batu kecil dan besar. Kondisi jalanan dari Pasar Watu menuju Pos 4 (Watu Kotak) sudah lumayan ringan, hanya dengan mengintari batu atau tebing, maka terlihatlah Pos 4 (watu kotak). Disebut demikian karena bentuknya menyerupai kotak.

pasar watu, tapi gk ad yang jualan watu, haha
Dipos 4 waktu sudah menunjukkan jam 11 siang,kemudian Kami bertemu dengan 2 Orang pendaki yang telah mencapai puncak jam 4 pagi (mantab) mereka adalah Peyek Paimo (wahyu) dan Latief, teman kami yang berangkat duluan.. mendengar cerita sunrise dan pamer foto yang keren dari mereka, maka kami segera melanjutkan pendakian menuju puncak dengan semangat yang lebih membara dan berkobar-kobar.. Dari pos 4, perjalanan menuju puncak hanya sekitar 45 menit, tanpa basa-basi dan sedikit istirahat langsunglah tancap menuju puncak dengan kondisi kabut yang sangat tebal dan sedikit gerimis... Aroma belerang pun mulai merasuki paru-paru bercampur dengan oksigen yang kita hirup dengan hamparan sang bunga Abadi (eidelweiss)..!! Kemudian aku berteriak "Puncak Coy", rekan rekan sependakian pun segera bergegas untuk melihat puncak dari Gunung Sumbing.. Tampak batu besar berserakan di puncak gunung, yang terlihat begitu indah dan menakjubkan.

top of sumbing mt 3371 mdpl
top of sumbing mt 3371 mdpl
top of sumbing mt 3371 mdpl
Allahuakbar, untungnya sesekali matahari muncul untuk menghangatkan tubuh kita yang sudah lemas dan kedinginan.. ritual pun kami mulai (foto-foto dab) dengan pose sok kuat alias pasang tampang gembira, hahaha.... diarah timur terlihat Gunung Merbabu dan Gunung Merapi dengan Puncaknya yang sebagian badannya tertutup oleh awan. Kami tidak berlama-lama menikmati keindahan Gunung Sumbing. Perjalanan turun harus dituntut ekstra hati-hati. Dalam perjalanan turun kami bertemu dengan teman kami yang katanya akan menyusul, akhirnya karena cuaca kurang bersahabat mereka memutuskan untuk ngecamp kembali di watu kotak. Kurang-lebih empat jam perjalanan akhirnya kami tiba di pos pendakian Gunung Sumbing walupun sesekali terhadang oleh hujan.

perjalanan turun, bukan akhir dari pendakian :D


Wonosobo,23-24 Oktober 2009



You may also like

No comments:

Mulailah menulis satu kata, lalu satu kalimat, kemudian satu paragraf, selanjutnya satu halaman, sampai akhirnya menjadi satu buku…

Powered by Blogger.