Mahameru, Puncaknya Para Dewa

/
4 Comments
Mahameru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, setelah membaca novel 5 cm yang membuat saya kagum akan pesona keindahan dan mitos - mitosnya serta keunikannya yang di sebut - sebut sebagai “Puncak Para Dewa”. Rencana ini sudah sangat lama sekali di rancang jauh-jauh hari sejak menjadi Mahasiswa baru di Universitas Gadjah Mada. Tetapi berhubung Mahameru merupakan gunung yang tertinggi, saya memutuskan untuk memulai pendakian dari Gunung yang berada di sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Pada tahun 2009 pun saya di tawarkan oleh senior MAPAGAMA kalau ada pendakian massal ke Gunung Semeru yang dilaksanakan oleh Mapala UI dalam rangka memperingati wafatnya tokoh Soe Hoek Gie. Sayang pendaftaran pesertanya sudah di tutup, karena saya telat mendengar info tersebut.
Semula rencana pendakian Mahameru ini akan dilaksanakan bersama teman-teman kampus. Tetapi berhubung sebagian ada yang mendengar kabar bahwa Semeru masih di tutup maka mereka memutuskan untuk mendaki Gunung Arjuno – Welirang. Kebetulan saya memiliki teman yang ayahnya bekerja di Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru.. dan info yang saya dapat bahwa pendakian hanya dibuka sampai di Kali Mati, yaitu camp terakhir menuju puncak “Jonggring Saloko” sebutan bagi puncak Mahameru.
Malam itu saya berangkat bersama teman kos yang juga Pecinta Alam (Zackie). Manajemen pun segera di buat dan segera mengumpulkan alat – alat yang akan kami bawa. Berangkat dari Jogja (Janti) kami naik bus MIRA jam 11 malam dengan tarif 36.000,- / orang menuju Surabaya. Sampai di Surabaya jam 6 Pagi diteruskan ke kota Malang dengan bus patas 15.000,- /orang. Dari stasiun Arjosari naek angkot Menuju Pasar tumpang 5000,-/ orang.
Perjalanan kami belum berhenti sampai disitu. Di Pasar Tumpang kami bertemu dengan pendaki asal Jakarta yang juga akan mendaki Mahameru. Disana kami berkumpul untuk naek jeep yang sudah disediakan untuk off road ke base camp Ranu Pane. Jeep tersebut akan berangkat dengan bayaran 450000,- maka karena kami harus menunggu beberapa pendaki lagi agar tanggungan biaya perorang lebih murah. Pada perjalanan dengan Jeep ini kami diberhentikan sejenak di Pos SPTN2 Semeru untuk melengkapi perijinan pendakian. (syarat : fotokopy KTP/KTM dengan surat keterangan sehat masing-masing rangkap 2). Perjalanan dari Pasar Tumpang jam 13.00 WIB sesampainya di camp Ranu Pane jam 15.00 WIB. Setelah melakukan perijinan ulang serta cek list barang bawaan, kami menjadi satu tim 2 orang + 9 orang (dr Jakarta) berangkat dengan target ngecamp di Ranu Kumbolo. Seperti biasa sebelum berangkat kami berdo’a sesuai agama masing-masing agar perjalan kami tidak mengalami rintangan dan hambatan.

jeep off road to semeru
Base Camp Ranu Pane
Dari Ranu Pane akan melewati 4 Pos untuk menuju Ranu Kumbolo dengan jarak tempuh sekitar 5-6 jam tergantung kondisi pendaki. Jam 21.00 kami tiba di Ranu Kumbolo dan langsung mendirikan dom serta masak untuk kepentingan perut,haha...
Sejenak teringat lagu Dewa 19 yang judulnya ‘Mahameru’.... mereguk nikmat coklat susu, manjalin persahabatan dalam hangatnya tenda. Ranu Kumbolo begitu indah dengan danaunya yang begitu mempesona.. banyak ikan-ikan yang berukuran sedang, apabila ke Ranu Kumbolo ada baiknya membawa pancing. Air di Ranu Kumbolo masih sangat segar dan dingin, tetapi sudah banyak sampah-sampah berserakan di pinggiran danau. Ada baiknya kita tidak mencemari karena begitu pentingnya air untuk kebutu
han kita.

Ranu kumbolo dari pos 4
Beautiful lake (Ranu Kumbolo)
Camp Ranu Kumbolo
Aksi masak - memasak
Kami berangkat sekitar pukul 10.00 WIB setelah melakukan pemanasan karena track yang akan di hadapi adalah Tanjakan Cinta yang konon kata orang apabila bisa melewati tanjakan ini dengan tidak berhenti menengok ke belakang, dia akan sukses dalam cintanya. Semangat saya pun membara mendengar mitos itu karena tidak ada salahnya untuk dicoba. Setelah melewati Tanjakan Cinta maka akan melewati padang rumput yang sangat luas yang disebut dengan Oro-oro Rombo. Tak kalah uniknya tempat ini dengan rumput-rumput dan bunga yang warnanya ungu. Sering bunga ini disebut-sebut sebagai bunga eidelweiss ungu yang tingginya bisa melebihi orang biasa.

Tanjakan Cinta dari Ranu Kumbolo
Menuju Tanjakan Cinta
Sang Eidelweiss Ungu ( Oro-Oro Rombo)
Padang Rumput Oro-oro Rombo
Setelah melewati Oro-oro Rombo maka akan melewati hutan yang katanya juga angker dan menyebabkan orang tersesat berjam-jam di hutan ini. 3 jam perjalanan sampailan di camp terakhir yaitu Kalimati. Dikalimati juga terdapat sumber air yang di sebut Sumber Mani, tapi tidak seluas di Ranu kumbolo, mengambil airnya pun membutuhkan waktu cukup lama karena bergantian dengan pendaki lainnya. Beberapa jam kami gunakan untuk beristirahat dan bercanda dengan beberapa pendaki yang juga istirahat untuk melakukan pendakian sebenarnya menuju puncak Mahameru.


Puncak Mahameru dari Kalimati
Pos Kalimati

Sang Mentari mulai terbenam di barat, api unggun pun dinyalakan untuk menghangatkan tubuh yang sudah kedinginan. Beberapa pendaki datang dan mulai bersapa dan berbagi cerita. Ini yang saya suka ketika mendaki gunung. Suasana persahabatan tampak ketika kita sedang berada di ketinggian, sungguh kagum mendengar cerita tentang pengalaman dari mereka yang sudah beberapa kali mendaki semeru, dari nge-Sar, pendakian pertama dan cerita-cerita mistis. Jam 23.00 semua pendaki mulai mempersiapkan apa yang akan mereka bawa untuk summit attack, tak lupa makan dulu sebelum memulai perjalanan. Dimulai dari kalimati ke arah timur , mulailah menyusuri hutan pinus yang dinamakan Arcopodo. jalan yang dilewati sangat sempit dan sangat susah dilalui sehingga perlu berhati-hati untuk melewatinya sampai tempat yang dinamakan Cemoro Tunggal.
Pendakian ke puncak Mahameru memang tidak hanya memerlukan fisik yang kuat, tetapi juga mental dan semangat yang tiada habis-habisnya. Sangat menguras tenaga, setiap 4 langkah kaki ini menginjak pasir maka akan turun 1 langkah. Tidak hanya itu, dinginnya pasir dimalam itu mampu membuat sobek sarung tangan saya dan membuat beku jari-jari. Angin kencang dan tipisnya oksigen di ketinggian membuat kami sesekali berhenti untuk menyesuaikan suhu tubuh dengan alam sekitar. Akhirnya jam 05.30 kami sampai di puncak Mahameru dan bertepatan dengan sunrise, puji syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah mengijinkan saya untuk mencapai puncak tertinggi ditanah Jawa ini, Puncak Para Dewa. Rasa gembira mengibarkan sang MERAH PUTIH dan Bendera MAPAGAMA di ketinggian ini adalah sesuatu yang sangat spesial bagi saya.

Sunrise di Puncak Para Dewa
Bersama Bendera Mapagama
Bersama sama mengibarkan sang Merah Putih
In Memoriam Soe Hoek Gie
Di In Memoriam Soe Hoek Gie
Setelah puas berfoto-foto kami pun langsung turun karena menurut cerita apabila sudah pukul 10.00 angin di semeru tidak dapat di prediksi sesuai himbauan TN Bromo-Tengger-Semeru yang sebenarnya hanya memperbolehkan pendakian sampai pos Kalimati. Mungkin angin yang membawa gas beracun dari kawah semeru dapat menjadi penyebabnya. Perjalanan turun pun dilewati begitu cepat, hanya 30 menit sangat berbeda dengan semalam yang membutuhkan waktu berjam-jam. Dari Kalimati langsung menuju base camp Ranu Pane untuk melanjutkan perjalan pulang menuju Jogja.



Ranu Pane, 12 - 15 Mei 2010


You may also like

4 comments:

  1. Jiah.... mantapp jaya....
    besok2 temenin ane k sana y gan...
    haha

    ReplyDelete
  2. Hellow...salam kenal...
    Mantapssss....
    Aku dah join the site_mu..
    Jangan lupa berkunjung ke sayangtebuang.blogspot.com
    dan follow aku ya....

    ReplyDelete
  3. soe hoek gie toko inspiratif di indonesia yang mengenalkan betapa indahnya potensi wisata yang ada di republik indonesia ini jasa nya membuat para pemuda dan penduduk sekita objek wisata untuk lebih semangat untuk mengembangkan potensi wisata di daerahnya dan juga perhatian pemerintah memberikan Tempat Kursus Bahasa Inggris agar masyarakatnya terus bisa berkembang

    ReplyDelete

Mulailah menulis satu kata, lalu satu kalimat, kemudian satu paragraf, selanjutnya satu halaman, sampai akhirnya menjadi satu buku…

Powered by Blogger.