Beberapa hari yang lalu, saya baru saja turun dari Gunung Merbabu, setelah dua tahun lamanya sempat berhenti dan memutuskan untuk istirahat sejenak dari pendakian, tahun ini saya menyempatkan untuk bernostalgia dengan Gunung Merbabu. Mungkin sudah dua tahun lamanya, saya pribadi sangat rindu akan dingin, panas, hujan, cahaya bulan, bunga edelweiss, padang savana dan secangkir kopi di ketinggian Tuhan. Tetapi dalam tulisan ini saya tidak menceritakan kisah saya di Merbabu, melainkan saya ingin memberi tips tentang peralatan apa saja yang harus di bawa ketika mendaki gunung. Yah, memang di luar sana banyak sekali tips yang serupa, bahkan puluhan hingga ratusan tulisan dimuat, tetapi.. apakah kalian membaca..? apakah kalian memahami tulisan tersebut..? Jangan pernah menyepelekan tulisan tersebut, karena nantinya akan berguna di kemudian hari ketika kalian akan mendaki kawan..
Sepintas, peralatan mendaki gunung hanya itu itu saja, tetapi jika dicatat secara terperinci jumlahnya akan semakin banyak. Jadi buat kalian yang masih pemula, semoga tulisan ini bermanfaat..

1. Tenda
Tenda menurut saya merupakan hal yang wajib dibawa, entah itu mau bermalem/ngecamp ataupun berangkat malam turun pagi. Kita tidak pernah tahu cuaca apa yang akan terjadi di pegunungan 5 menit kedepan bukan, terkadang cerah terkadang hujan, kabut, badai.. ah, hanya Tuhan yang maha tau. Tenda berkapasitas 3-4 orang untuk jaga-jaga jika kondisi tidak memungkinkan akan menjadi berarti di pegunungan. Bawalah tenda sesuai kemampuan tim kalian dan jangan pernah menyepelekan, kondisi fisik tim kalian ketika mendaki siapa yang tahu. Jika berat di carrier berbagilah, pisahkan saja frame dengan tendanya. Tahun ini juga banyak sekali tempat persewaan alat alat mendaki, jika kalian berniat untuk sewa tenda cek terlebih dahulu tipe tenda tersebut, pilihlah yang tidak robek sedikitpun, dan carilah tenda yang terdapat flysheet karena berguna untuk menyimpan barang serta untuk memasak jika kondisi diluar hujan dan tidak memungkinkan memasak diluar. Selain itu hal terpenting yaitu kalian harus bisa memasang tenda yang kalian sewa, jangan sampai asal sewa dengan harga murah tetapi sampai di atas gunung kalian malah kebingungan untuk memasang tenda, duhhh.. lebih baik dicoba dahulu sebelum pendakian dimulai. Jika kalian ingin membeli, pilihlah juga tenda yang terdapat flysheetnya, berikut saya contohkan tenda yang terdapat flysheet dan tidak..
Sumber foto dari google
Menurut saya, tenda 1 sangat tidak pas sekali jika di bawa di pegunungan karena tenda itu harusnya di pakai untuk camping di pantai dan hutan hutan yang memang sudah dibuat untuk area camping. Tenda nomor 2 yang paling saya suka, adanya teras di bagian depan sangat membantu sekali apalagi ketika kita tidur dimalam hari tidak khawatir akan barang barang yang ada diluar karena tertutup terasnya, lebih lebih jika hujan. untuk tenda nomor 3, sangat baik sekali tetapi pelajari cara memasangnya, cukup rumit memang dan lumayan memakan tempat di kondisi yang sempit untuk mendirikan tenda.

2. Tas Carrier
Diluar sana banyak sekali merk tas carrier dengan berbagai macam ukuran, saran saya belilah yang termahal yang kalian mampu, saya jamin tidak akan menyesal karena nantinya carrier tersebut akan kalian pakai selamanya dan selain itu alat inilah yang akan membawa beban berkilo kilo ke atas pegunungan, harga mahal pasti akan sesuai dengan kenyamanan kalian ketika akan mendaki. Menurut saya pribadi, saya sering suka tas carrier merk Deuter, entah mengapa kenyamanan ketika mendaki sangat berbeda dengan carrier lainnya, jika kalian tidak mampu membeli, saran saya lagi "jangan buru-buru, bersabarlah..". Oh ya, ini menurut saya pribadi dan tak ada sponsor lho, jika temen temen ada suka dengan produk/merk lain ya bebas kok, yang penting kenyamanan ketika mendaki, hehehe.. Jika kalian sewa carrier, jangan lupa untuk melihat berapa Liter kapasitas carrier tersebut, cek kondisi fisiknya dan cek juga coverbagnya jangan sampai terlalu kecil dan terlalu besar, malah aneh jadinya, hehehe.. oh ya, jangan lupa juga sebelum packing barang barang kalian ke dalam carrier, belilah plastik yang besar (trash bag) agar jika kehujanan barang barang di dalam akan tetap aman.

3. Sepatu lapangan/ Sepatu Gunung
Sepatu lapangan ada dua macam, di atas mata kaki dan di bawah mata kaki. Saya pribadi sangat nyaman memakai sepatu lapangan diatas mata kaki, selain melindungi mata kaki dari benturan bebatuan sepatu model ini juga meminimalkan debu atau pasir atau bebatuan yang kecil masuk kedalam sepatu. Banyak sekali saya jumpai temen temen pendaki lainnya yang memakai bukan sepatu lapangan, sebenernya sih kembali ke diri kalian sendiri karena toh kalian juga yang akan mendaki, sepatu gunung atau sepatu lapangan sudah dibuat agar tahan jika kaki terbentur batu, jalanan yang licin sehabis hujan dan jika ada hewan semacam ular yang tanpa sengaja berada di jalur pendakian, ya saya pribadi sih nggk bisa memastikan patokan ular itu tembus apa engga tetapi kan seenggaknya meminimalkan.
1. Sepatu di atas mata kaki. 2. Sepatu dibawah mata kaki *sumber foto dari google


4. Sendal Lapangan/ Sendal Gunung
Sering sekali saya dari awal memulai mendaki gunung hingga sekarang melihat pendaki yang hanya menggunakan sendal gunung dan kaos kaki saja. Untuk mereka yang sudah berpengalaman sih boleh boleh saja, tetapi secara langsung mereka memberikan gambaran kepada pemula dengan mendaki menggunakan sandal gunung. Sendal gunung memang wajib dibawa, tetapi digunakan ketika sudah mulai ngecamp/mendirikan tenda, jika kalian akan buang air kecil, atau bersantai santai menikmati suasana pegunungan. Jika dalam kondisi darurat seperti jempol yang luka tergesek sepatu gunung nah sendal lapangan sudah bisa di manfaatkan. Memakai sendal gunung ketika mendaki banyak sekali resikonya, keamanan kaki kita jelas menjadi yang utama, karena mendaki menggunakan kaki kawan, selain itu di ketinggian salah satu bagian yang paling dingin pertama kali yaitu jari jari, baik jari tangan atau jari kaki. Lebih mahal mana kaki kalian atau memakai sepatu gunung, hehehe.. sekali lagi ini menurut pandangan saya pribadi lho, hehe..

5. Sleeping Bag (SB)
Sleeping bag merupakan selimut kita di gunung, banyak sekali merk dan macam dari sleeping bag, saran dari saya carilah sleeping bag yang mudah dibawa dan sesuai dengan ukuran tas carrier, carilah yang bagian dalam dan luar berbeda, jadi bagian dalam hangat dan bagian luar dapat menahan rembesan air supaya tidak menembus ke dalam sleeping bag. Karena jika sleeping bag bagian dalam sudah mulai basah, saya pribadi merasa kurang nyaman.

6. Pakaian Hangat
Pakaian hangat dapat berupa jaket, kaos, celana panjang dan celana pendek, kaos kaki dan sarung tangan. Bawalah jaket secukupnya, untuk saya pribadi saya biasanya memilih jaket yang tidak terlalu tebal tetapi tahan terhadap rembesan air atau hujan rintik, sehingga kaos yang saya gunakan masih aman. Hindari memakai jaket yang membuat susah bergerak jika kalian akan melakukan pendakian di malam hari, tetapi jika kalian gunakan untuk istirahat di malam hari saya rasa tidak masalah. Selain jaket saya juga suka memakai flanel, entah mengapa ketika tidur saya lebih sering memakai flanel dari pada jaket, saya rasa flanel lebih hangat dari pada jaket, hehehe.. untuk celana lapangan saya lebih memilih yang memiliki banyak kantong dan berkain yang mudah kering, celana pendek saya gunakan ketika mulai ngecamp dan saya paling tidak suka naek gunung menggunakan celana bertipe jeans, selain susah untuk bergerak hal lainnya yaitu jika celana itu basah akan susah kering dan berat digunakan.

7. Matras, Nesting, Kompor gas dan Gas tabung kecil
Matras biasanya digunakan untuk alas ketika akan tidur di tenda, jangan sepelekan alat ini kawan, jika kondisi hujan dan tanah basah, saya tidak menjamin tenda kalian akan tahan terhadap air yang mengalir di permukaan tanah, untuk amannya bawalah matras supaya lebih hangat dan air yang merembes masuk kedalam tenda tidak langsung mengenai SB. Nesting dan kompor hal yang wajib di bawa, entah mau melakukan pendakian dengan ngecamp ataupun naek malam turun pagi, suhu tubuh kita diketinggian sangat membutuhkan cairan yang hangat, apalah gunanya naek gunung tanpa membuat kopi dan menikmatinya dengan secangkir gelas..? halah, hahaha..

8. Kompas, Headlamp, Senter, Alat Makan dan Minum, Topi Lapangan, Slayer, Kacamata Hitam
Alat alat ini juga jangan sampai dilupakan, saya pribadi lebih suka memakai headlamd dari pada senter untuk pendakian di malam hari, karena ketika mendaki tangan kita pasti akan memegang akar pohon atau bebatuan untuk membantu pendakian, dengan headlam maka akan memudahkannya. Alat makan dan minum beserta sendoknya ini suatu hal sepele yang sering terlupa, sudah banyak banyak bawa makan tetapi sampai atas nggk bawa gelas sama piring, terus mau di minum dan makan pakai apaan coba, hahaha.. lha nesting..? ya nesting juga bisa di pake, tetapi kan ada baiknya membawa alat makan dan minum, nesting untuk menghangatkan makanan atau minuman saja biar tidak cepat dingin. Topi lapangan biasanya digunakan untuk melindungi wajah kita dari sengatan matahari, slayer berguna untuk ikat kepala agar memfilter keringat yang jatuh tidak membasahi muka dan kacamata untuk melindungi mata kita dari sinar matahari, ingatlah kawan semakin kita tinggi dan dekat dengan matahari jangan sesekali melihat matahari secara langsung.

9. Ponco, Alat P3k, Tissue, Lilin, Pisau lipat, Korek Api, Batrai Cadangan, Parang/Golok Tebas, Sunblock dan Kamera.
Banyak sekali di poin nomor 9 ini, tetapi mereka semua akan sangat berguna dan penting di atas gunung. Untuk Ponco belilah yang model batman fungsinya untuk melindungi tas yang kita bawa, untuk yang model jas hujan saya rasa kurang simple, tas yang kita bawa juga akan basah di bagian punggung. Untuk sunblock akan sangat berguna jika kalian melakukan perjalanan di siang hari, bukannya takut hitam tetapi ketika kalian semakin mendekati puncak cahaya matahari semakin ganas, siapa coba yang mau kena kanker kulit ? nggk ada salahnya kan jika membawa sunblock, hehehe.. keselamatan kita yang paling utama bro,,

Nah, sedikit share saja kepada temen temen tentang alat alat pendakian selama saya mulai mendaki di tahun 2008 hingga sekarang banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan. Tetapi saya rasa nggk afdol rasanya jika saya tidak berbagi pengalaman melalui tulisan ini, semoga bermanfaat bagi teman teman semua.. oh ya, selagi musim hujan di awal november 2014 ini nggk ada salahnya kan menabung untuk membeli alat alat pendakian, hehehe.. saran saya, belilah alat termahal yang anda mampu, jangan tanyakan masalah merk A dan B karena semakin mahal alat tersebut maka akan semakin berguna dan bermanfaat di jangka panjang.

Sedikit oleh oleh dari gunung merbabu dengan view gunung merapi :)
Mata yang masih terasa kantuk pagi itu saya paksakan untuk beranjak dari tempat tidur, tidak seperti biasanya saya bangun sepagi ini. Setelah sholat shubuh dan mempersiapkan alat fotografi saya langsung menuju tempat dimana kita berkumpul dan kemudian berangkat bersama menuju Gunung Kidul. Perjalanan sekitar 1,5 jam dari kota Jogja dengan jalan yang berliku-liku membuat saya tak sabar rasanya ingin segera sampai di lokasi. Rasa penasaran akan goa jomblang semakin mendekat menjadi semakin kuat, selalu bertanya tanya seperti apakah lubang goa itu yang sudah bertahun-tahun menjadi daya tarik keindahan di perut bumi. Goa Jomblang merupakan goa vertikal dengan hutan purba di dasarnya, untuk memasuki goa jomblang diperlukan tehnik SRT ( Single Rope Technique ) atau di dampingi oleh penelusur goa yang sudah berpengalaman.
setelah briefing dan persiapan menuruni mulut goa
Satu persatu dari ketujuh orang mulai menuruni tali yang sudah di persiapkan untuk turun dari mulut goa, jalur yang kami tempuh yaitu jalur VIP dan sayalah yang di tunjuk untuk turun pertama katanya yang paling muda duluan ya sudahlah mau nggk mau kalau protes panjang debatnya, hahaha.. Awal menuruni sangat susah bagi saya dengan membawa tas yang berisi kamera dan tas tripod menjadi beban sebagai pemula. menuruni goa jomblang dengan jalur VIP ini sekitar 20 meter agar mencapai dasar goa, rasa waswas dan adrenalin lagi-lagi terpacu untuk menuruni tali hingga sampai ke dasar goa.
Jalur VIP goa jomblang
Sesampainya di dasar goa, mulut goa grubuk juga belom terlihat dan diperlukan perjalanan sekitar 300 meter untuk menemukan cahaya di perut bumi. Pemandangan di dasar goa berbeda dengan kondisi di atas yang ketika musim kemarau sangat gersang dan udara yang panas membuat dehidrasi. Di dasar goa jomblang tumbuh pepohonan yang sudah berpuluh-puluh tahun lamanya sejak runtuhnya tanah di permukaan ke dasar goa, suasana sejuk dan angin yang keluar dari mulut goa membuat suasana menjadi tenang, mungkin disinilah ketenangan yang di dapatkan selain di ketinggian yaitu di perut bumi.
Mulut Goa Grubug
Dari mulut goa grubuk, berjalan sekitar 300 meter dengan gelap abadinya goa, maka sampailah di cahaya surga mahakarya sang pencipta yang wajib kalian saksikan langsung. Saya pribadi tak puas jika hanya melihat indahnya tanah air dari website atau foto milik orang lain, ada rasa ketertarikan sendiri yang membuat saya harus bergerak menyaksikan langsung mahakarya ini, jika orang lain bisa sampai kesana kenapa saya tidak bisa, seringkali perjalanan yang sulit itu akan menuju destinasi yang indah kawan. Setelah beberapa menit menelusuri jalanan yang licin, sampailah kami dimana "Ray of Light" berada. Subhanallah, beberapa saat sebelum memotret saya selalu melihat kondisi sekitar, sangat takjub rasanya untuk pertama kali melihat goa grubuk ini, suasana lembab dan suara sungai di dasar goa membuat suasana tak terasa hening, tetesan air yang jatuh pun menjadi perhatian saya agar tak jatuh tepat di kamera.
Sinar matahari yang jatuh ke dasar goa menjadi icon tersendiri bagi goa grubug ini
menikmati indahnya perut bumi goa grubug
Waktu terbaik untuk menikmati cahaya di goa grubug yaitu jam 10.00 pagi hingga jam 12.00, ketika melebihi jam 12.00 maka cahaya di goa akan berpindah posisi yang menurut saya pribadi juga sudah kurang bagus. Ayo jelajahi negerimu, tak perlu jauh jauh ke luar negeri untuk melihat keindahan alam karya sang pencipta karena tanah tumpah darah kita adalah surga baik di gunung, pantai dan juga perut bumi yang indah ini. Segeralah mengepak tas dan jelajahi Indonesiamu sebelum terlambat.
"Ray of Light" Goa Grubug
Bunga dan Lingkan, dua traveler wanita yang saya temui di goa grubug
Indahnya tanah air beta


Hari kedua Jember Fashion Carnaval (JFC) 2014 berlangsung dengan tema "Art Wear Carnaval". Sebelumnya di hari pertama yaitu JFC Kids Carnival dengan penampilan yang menggemaskan bagi para penonton. Di hari kedua ini tentunya tak kalah seru dengan hari pertama, Art wear yang melambungkan suatu imajinasi musim dingin juga tampil dengan sepuluh defile yaitu Mahabharata, Borobudur, Flying Kite, Chemistry, Phoenix, Wild Deer, Stalagmite, Pine Forest, Tambora dan Apache. Sebagai kekayaan alam yang terancam punah, salah satu defile yaitu Wild Deer memiliki keunikan salah satu satwa langka yang dilindungi di Indonesia.
Defile Wild Deer
Defile Flying Kite
Selain itu ada juga Defile Tambora, diambil dari sebuah legenda yang mampu membuat dunia gelap gulita berhari hari dan letusan dahsyatnya juga telah menciptakan anomali cuaca diberbagai belahan bumi. Nuansa khas corak NTB sudah pastinya akan selalu menjadi penanda defile Tambora ini.
Defile Tambora
Defile Borobudur
Art wear Carnival ini merupakan suatu bukti bahwa JFC ingin membuktikan dirinya sebagai Global Trend Setter. Carnaval Artwear inilah buktinya bahwa imajinasi para talent JFC telah membuktikan bahwa mereka mampu mendesain busana musim dingin dengan penuh kreativitas. Inilah suatu seni merancang busana yang menjanjikan sebuah penampilan unik.
Defile Chemistry
Defile Mahabharata
Defile Phoenix
Defile Stalagmite


Jember Fashion Carnaval yang dimulai dari tanggal 21 Agustus 2014 menampilkan Kids Carnival, dalam JFC Kids Carnival kali ini para penonton akan diajak menyaksikan penampilan fashion show yang  diperagakan oleh murid TK dan SD kota Jember. Defile yang akan berparade kali ini adalah Mahabharata, Borobudur, Flying Kite, Chemistry, Phoenix, Wild Deer, Stalagmite, Pine Forest, Tambora dan Apache. Pembukaan Kids Carnival yang dimulai jam 15.00 WIB di awali dengan tarian yang kemudian diikuti oleh masing masing defile.

Mahabharata, sebagai pembuka Kids Carnival
Mahabharata yang memakai kostum bernuansa kuning menjadi laga pembuka. Siapa yang tidak kenal dengan kisah Mahabharata, dalam parade kali ini penonton akan di ajak melihat kembali masa kejayaan dan keagungan kisah kerajaan di Khayangan.
Si kecil dengan kostum Mahabharata
Sikecil dengan Kostum Borobudur
Sikecil dengan Kostum Phoenix
Sikecil dengan kostum Flying Kite
Sore itu benar benar manjadi magnet bagi para fotografer, polosnya anak kecil dengan kostum unik dan berbagai ekspresi membuat penonton kagum dan tertawa sesekali karena lucunya anak-anak tersebut. Ada yang berani tampil di depan kamera dan ada yang malu-malu dan langsung melanjutkan karnaval dengan rute yang di tentukan yaitu mengelilingi alun alun kota Jember.
Sikecil dengan kostum Pine Forest
Kids Art Wear Stalagmite
Kids Art Wear Tambora
Sikecil dengan kostum Wild Deer
Kids Art Wear Apache

Postingan pertama tentang wisata kuliner saya kali ini yaitu "Bakso Kabut", aneh tapi nyata ada di Indonesia lho.. khususnya yang saya tahu selama ini masih ada di wilayah Jember, Jawa Timur. Memang kabupaten Jember dan Bondowoso ini merupakan tempat yang paling banyak menawarkan berbagai macam bakso, mulai dari bakso Tenis, Bakso kikil, Bakso Sayur, Bakso Urat sampai yang terasa aneh namanya bagi saya yaitu "Bakso Kabut". Memang di dua kabupaten ini Bakso merupakan makanan favorit, terkadang satu warung bakso saja menyediakan bakso yang bermacam-macam.
Bakso Kabut
Bakso Kabut
Mendengar namanya saja saya sudah berimajinasi, wah pasti bakso ini berada di dataran tinggi yang tempatnya berkabut, karena katanya tempat penjual bakso ini letaknya jauh dari perkotaan alias berada di pedesaan. Sesampainya di lokasi, ternyata tempatnya benar di pedesaan, bersebelahan dengan tanaman tembakau tetapi tidak berkabut, hehe.. Mungkin dinamakan berkabut karena baksonya tidak terlihat seperti  bakso-bakso pada umumnya, biasanya telornya ada didalam kemudian dilapisi dengan bakso, nah kalo bakso ini unik.. baksonya didalam kemudian dilapisi dengan telor, pantesan berkabut.. baksonya nggk kelihatan, jarak pandang terbatas, hahaha..
Bakso Kabut
Bakso Kabut
Warung ini berada di Jalan Rasamala, Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember. Pemilik Warung ini yaitu Juhairiah (085258345601), kalau bingung dengan tempat ini coba nyalakan Google maps saya yakin pasti sudah ada jalur alternatif menuju kesana, jika tidak ada saya akan berbagi jalan yang mudah menuju ke lokasi, hehehe.. dari Alun-alun jember, ambil arah ke Bondowoso lurus saja terus sampai nanti melewati pertigaan kampus Unej, nah dari sana masih lurus lagi ke arah Bondowoso sampai ada pertigaan menyebrangi rel di kiri jalan dengan tulisan menuju objek wisata rembangan, setelah belok kiri dan menyebrang rel kereta nanti akan bertemu pertigaan ambil saja lurus, dan terus saja sampai nanti ketemu warung "Bakso Kabut" dikiri jalan bersebelahan dengan mesjid, hehe.. kalau masalah rasa, silahkan dicoba sendiri.. selamat menikmati bakso kabut, jangan lupa dan jangan malu untuk bertanya dijalan yaa, hehehe.. :)

Pintu Gerbang Menuju Surganya Pulau Jawa
Sudah lama rasanya saya membuat planning ke Karimun Jawa, mungkin sekitar 2 sampai 3 tahun yang lalu dan baru tahun ini bisa menginjakkan kaki di pulau ini, dadakan lagi.. Sebulan sebelum keberangkatan peserta yang mau ikut lumayan banyak, tetapi menjelang keberangkatan hanya 4 orang yang berani melangkahkan kakinya, hahaha.. Perjalanan dari Jogja - Jepara kami tempuh dengan menggunakan travel, pagi dini hari kami sampai di pelabuhan jepara dan kebetulan bertemu dengan 3 traveler yang berasal dari Bandung, okelah.. nambah temen baru deh buat meminimalkan pengeluaran selama di Karimun Jawa, hahaha.. 4-5 jam perjalanan di laut itu sumpah membosankan, kerjaannya cuma duduk, liatin hape, ngemil, tidur begitu seterusnya selama di kapal, awal naek kapal sih hepi banget, dengan bangganya beli tiket trus foto-foto di jalanan menuju dermaga, mau masuk kapal foto-foto, di dalem kapal juga foto-foto.. barulah setelah 1 jam di atas kapal titik kebosanan mulai menjadi virus bagi kami, hahaha..
Setelah sampai di pelabuhan Karimun Jawa, kami langsung menuju homestay yang sudah dipesan sebelumnya, oh ya.. perjalanan kami kali ini tidak mengikuti agen travel, karena biaya yang dikeluarkan jika ikut paket tour lebih mahal, kalo engga percaya coba aja ke Karimun nggk usah ikut paket tour dijamin deh nggk nyesel.. Setelah mendapatkan homestay kami istirahat sejenak dan inilah yang saya tunggu-tunggu, Sunsetnya karimun jawa yang katanya aduh mamah sayangeeeeeeee..
Sunset di Karimun Jawa, Mataharinya Bulet Gitu Coba
Kalo Matahari Udah Tenggelam, Jangan Pulang Dulu, Ada yang Beginian :)
Selama di Karimun Jawa, kami mengunjungi beberapa pulau utama, seperti Pulau Menjangan Besar dimana kalian bisa berenang bersama ikan Hiu yang sudah bersahabat dengan manusia tentunya, ada juga Pulau Menjangan Kecil, disini kalian akan snorkling yang kemudian lanjut menuju Pulau Cemara Kecil.. nah ini dia tempat yang menurut saya asik banget pantainya, pasirnya putih airnya pun ada yang biru muda dan biru tua, widih ikan berenang aja keliatan dari jernihnya.. di sini juga kami makan siang, menunya ikan bakar ala salami broo, sambalnya juaraaaa.. liatin aja udah bisa ngebayangin pedasnya dan gurihnya ikan bakar, hahahaha.. Dari Pulau Cemara Kecil lanjut menuju Pantai Ujung Gelam, di pantai inilah menurut guide kami yang bernama "Mas Ngadi" sunsetnya bagus banget.. 
Selfie Jemaah di Pulau Cemara Kecil
Sunset di Pantai Ujung Gelam, Karimun Jawa
Untuk mengunjungi pulau pulau yang saya sebutkan diatas itu, membutuhkan waktu sehari penuh total ada 3 pulau yang dikunjungi dibagian barat, untuk dibagian timur ada 3 pulau juga yaitu Pulau Kecil, Pulau Tengah dan Spot Gosong. Di Pulau Kecil merupakan spot yang cocok untuk snorkling, ombaknya nggk separah pulau bagian timur, begitu juga dengan Pulau Tengah, disini kami lanjutkan dengan makan siang dan bakar ikan lagi broooo.. Oh ya, kami di Karimun Jawa 7 Hari 6 Malam terdampar kesana kesini akibat Kapal Ferry Siginjay nggk nyebrang dari Jepara ke Karimun Jawa.. tapi kami justru bahagia, bisa lebih lama lagi menikmati pulau Karimun Jawa dan Kemojan. Kali ini perjalanan darat dimulai, dengan sewa motor milik warga langsunglah kami menuju mangrove tracking dan juga bukit love, bukit yang katanya penduduk sekitar romantis buat menyaksikan sunset, acieeeeee.. hahahaha..
Mangrove Tracking, Salah Satu Tempat Menyaksikan Sunset
Homestay di Pantai Baracuda
Dermaga di Pulau Tengah




Peserta Jogja Fashion Week Carnaval 2014
Tahun kemaren 2013 pertama kalinya saya memotret event ini, sungguh meriah acaranya dengan tema "Semarak Khatulistiwa" kostum yang digunakan pun beranekaragam sehingga menarik penonton untuk turun kejalanan di sepanjang jalan Malioboro untuk berfoto. Seperti mencerminkan keindahan Alam dan Budaya yang dimiliki oleh Indonesia, foto-foto itu bisa dilihat di album Jogja Fashion Week Carnaval 2013.
Peserta Jogja Fashion Week Carnaval 2014
Peserta Jogja Fashion Week Carnaval 2014
Berbeda dengan tahun kemaren yang mengusung tema "Semarak Khatulistiwa", tahun ini Jogja Fashion Week Carnaval 2014 mengusung tema "Beruga Jenggala Nusantara" yang sudah menjadi event tahunan Yogyakarta. Event yang berlokasi di sepanjang jalan Malioboro ini dimulai dari jam 15.00 WIB hingga selesai dengan finish di Benteng Vredeburg. Ratusan pria dan wanita memakai kostum kebanggaannya yang berwarna warni bahkan anak anak juga ikut berpartisipasi dalam memeriahkan acara ini.
Peserta Jogja Fashion Week Carnaval 2014
Peserta Jogja Fashion Week Carnaval 2014
Peserta Jogja Fashion Week Carnaval 2014
Pembukaan Jogja Fashion Week Carvanal 2014 diawali dengan Marching Band Universitas Gadjah Mada dan diikuti oleh peserta lainnya dengan berpose sesuai alunan musik yang dibawakannya. Lagi-lagi penonton dibuat terpesona dengan turun ke jalanan walaupun untuk sekedar menyaksikan dan berfoto. Kemegahan peserta Jogja Fashion Week Carnaval ini mencerminkan indahnya ragam budaya nusantara yang harus kita lestarikan, untuk selebihnya dapat dilihat di album Jogja Fashion Week Carnaval 2014
Peserta Jogja Fashion Week Carnaval 2014
Peserta Jogja Fashion Week Carnaval 2014


Mulailah menulis satu kata, lalu satu kalimat, kemudian satu paragraf, selanjutnya satu halaman, sampai akhirnya menjadi satu buku…

Powered by Blogger.