Mata yang masih terasa kantuk pagi itu saya paksakan untuk beranjak dari tempat tidur, tidak seperti biasanya saya bangun sepagi ini. Setelah sholat shubuh dan mempersiapkan alat fotografi saya langsung menuju tempat dimana kita berkumpul dan kemudian berangkat bersama menuju Gunung Kidul. Perjalanan sekitar 1,5 jam dari kota Jogja dengan jalan yang berliku-liku membuat saya tak sabar rasanya ingin segera sampai di lokasi. Rasa penasaran akan goa jomblang semakin mendekat menjadi semakin kuat, selalu bertanya tanya seperti apakah lubang goa itu yang sudah bertahun-tahun menjadi daya tarik keindahan di perut bumi. Goa Jomblang merupakan goa vertikal dengan hutan purba di dasarnya, untuk memasuki goa jomblang diperlukan tehnik SRT ( Single Rope Technique ) atau di dampingi oleh penelusur goa yang sudah berpengalaman.
setelah briefing dan persiapan menuruni mulut goa
Satu persatu dari ketujuh orang mulai menuruni tali yang sudah di persiapkan untuk turun dari mulut goa, jalur yang kami tempuh yaitu jalur VIP dan sayalah yang di tunjuk untuk turun pertama katanya yang paling muda duluan ya sudahlah mau nggk mau kalau protes panjang debatnya, hahaha.. Awal menuruni sangat susah bagi saya dengan membawa tas yang berisi kamera dan tas tripod menjadi beban sebagai pemula. menuruni goa jomblang dengan jalur VIP ini sekitar 20 meter agar mencapai dasar goa, rasa waswas dan adrenalin lagi-lagi terpacu untuk menuruni tali hingga sampai ke dasar goa.
Jalur VIP goa jomblang
Sesampainya di dasar goa, mulut goa grubuk juga belom terlihat dan diperlukan perjalanan sekitar 300 meter untuk menemukan cahaya di perut bumi. Pemandangan di dasar goa berbeda dengan kondisi di atas yang ketika musim kemarau sangat gersang dan udara yang panas membuat dehidrasi. Di dasar goa jomblang tumbuh pepohonan yang sudah berpuluh-puluh tahun lamanya sejak runtuhnya tanah di permukaan ke dasar goa, suasana sejuk dan angin yang keluar dari mulut goa membuat suasana menjadi tenang, mungkin disinilah ketenangan yang di dapatkan selain di ketinggian yaitu di perut bumi.
Mulut Goa Grubug
Dari mulut goa grubuk, berjalan sekitar 300 meter dengan gelap abadinya goa, maka sampailah di cahaya surga mahakarya sang pencipta yang wajib kalian saksikan langsung. Saya pribadi tak puas jika hanya melihat indahnya tanah air dari website atau foto milik orang lain, ada rasa ketertarikan sendiri yang membuat saya harus bergerak menyaksikan langsung mahakarya ini, jika orang lain bisa sampai kesana kenapa saya tidak bisa, seringkali perjalanan yang sulit itu akan menuju destinasi yang indah kawan. Setelah beberapa menit menelusuri jalanan yang licin, sampailah kami dimana "Ray of Light" berada. Subhanallah, beberapa saat sebelum memotret saya selalu melihat kondisi sekitar, sangat takjub rasanya untuk pertama kali melihat goa grubuk ini, suasana lembab dan suara sungai di dasar goa membuat suasana tak terasa hening, tetesan air yang jatuh pun menjadi perhatian saya agar tak jatuh tepat di kamera.
Sinar matahari yang jatuh ke dasar goa menjadi icon tersendiri bagi goa grubug ini
menikmati indahnya perut bumi goa grubug
Waktu terbaik untuk menikmati cahaya di goa grubug yaitu jam 10.00 pagi hingga jam 12.00, ketika melebihi jam 12.00 maka cahaya di goa akan berpindah posisi yang menurut saya pribadi juga sudah kurang bagus. Ayo jelajahi negerimu, tak perlu jauh jauh ke luar negeri untuk melihat keindahan alam karya sang pencipta karena tanah tumpah darah kita adalah surga baik di gunung, pantai dan juga perut bumi yang indah ini. Segeralah mengepak tas dan jelajahi Indonesiamu sebelum terlambat.
"Ray of Light" Goa Grubug
Bunga dan Lingkan, dua traveler wanita yang saya temui di goa grubug
Indahnya tanah air beta


Mulailah menulis satu kata, lalu satu kalimat, kemudian satu paragraf, selanjutnya satu halaman, sampai akhirnya menjadi satu buku…

Powered by Blogger.